Banda Aceh (UINSU)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan mengunjungi UIN Ar Raniry Banda Aceh terkait kerja sama untuk peningkatan jumlah mahasiswa asing atau internasional dengan skema beasiswa pendidikan serta sharing terkait peningkatan kualitas kerja sama dan kehumasan.
Pertemuan digelar di UIN Ar Raniry Aceh, Kamis (5/10) di Banda Aceh. Utusan UINSU untuk pertemuan tersebut di antaranya Kepala Biro AAKK Drs Ibnu Sa’dan, MPd, Kabag Kerjasama Kelembagaan dan Humas Subhan Dawawi, MM, Sub Koordinator Humas dan Informasi Yunni Salma, MM dan tim humas serta kerja sama. “Niat dan tujuan kunjungan ini yaitu untuk sharing informasi terkait peningkatan layanan kerja sama dan kehumasan. Khususnya diskusi tentang bagaimaan meningkatkan penerimaan mahasiswa asing,” ujar Kabag Kerjasama Kelembagaan dan Humas, Subhan Dawawi, MM.
UIN Ar Raniry Banda Aceh, jelasnya, diketahui sudah memiliki skema yang baik terkait perekrutan mahasiswa asing dengan skema beasiswa. Untuk itu, melalui pertemuan ini dijadikan sebagai ruang berbagai tips dan trik untuk menggaet mahasiswa internasional dengan skema beasiswa. Baik beasiswa dari kementerian maupun dari internal kampus itu sendiri.
Kepala Biro AAKK Drs Ibnu Sa’dan dalam sambutannya memperkenalkan enam utusan UINSU dari bagian kerja sama dan humas pada pertemuan tersebut. Ia menyatakan, kunjungan ke Aceh ini sudah direncanakan sejak lama, namun kali ini bisa terwujudkan. Pertemuan ini dimaksudkan kerja sama dengan UIN Ar Raniry Banda Aceh terkait hal-hal tertentu. Termasuk upaya peningkatan kualitas SDM UINSU di masa mendatang dan kolaborasi untuk peningkatan kualitas layanan akademik, kerja sama dan kehumasan.
Yunni Salma, MM menyampaikan, pertemuan ini juga sebagai wahana benchmarking untuk mengetahui tolak ukur perekrutan mahasiswa internasional. Memang, jelas Yunni, untuk perekrutan mahasiswa dalam negeri sudah cukup baik performa UINSU. Hal ini ditandai pada penerimaan mahasiswa baru 2023 ini menempati peringkat keenam nasional. Namun untuk perekrutan mahasiswa asing masih kurang. Sehingga pertemuan ini dianggap penting untuk sharing bagaimana cara untuk menarik mahasiswa internasional.
“Kami ingin diberikan ilmu-ilmu baru dan wawasan, khususnya terkait penerimaan mahasiswa asing dari kampus UIN Ar Raniry ini yang merupakan ‘kakak’ kami ini, semoga bisa kami implementasikan di UINSU Medan. Terima kasih atas penyambutan yang hangat ini,” ujarnya.
Kepala Biro AAKK UIN Ar Raniry Mirwan Fasta, SAg, MSi menyampaikan, menyampaikan selamat datang ke UIN Ar Raniry Banda Aceh dan semoga kerja sama dan benchmarking ini bisa membantu UINSU dalam meningkatkan penerimaan mahasiswa internasional atau mahasiswa asingnya. Hal itu juga untuk mendukung peningkatan akreditasi intitusi kampus.
Kasubbag Kerjasama UIN Ar Raniry menerangkan, pencapaian kampus Islam di Aceh ini agar bisa dibagikan dan diterapkan di UINSU Medan khususnya untuk penerimaan mahasiswa asing. “Ada pola dan mekanisme mulai dijalankan mulai 2014 terkait penerimaan mahasiswa asing. Kita sudah bergerak untuk menjaring mahasiswa internasional, walau pun sebelumnya sudah ada, namun terus dikembangkan. Misal dengan pendekatan persuasif dan berbagai macam cara lainnya,” jelasnya.
Teknik pendekatan lainnya yang diterapkan, jelasnya, di antaranya dengan menjalankan sosialisasi dan komunikasi yang intensif. Namun hal ini juga sempat terhambat karena pandemi lalu karena keterbatasan akses informasi dan komunikasi melalui sarana digital. Pada 2023 ini, UIN Ar Raniry, mencoba kembali untuk merekrut mahasiswa asing.
Ia juga menjelaskan, salah satu trik lain yang bisa dijalankan ialah menggunakan pengaruh atau peran tokoh-tokoh kampus yang telah banyak berkiprak di dunia akademik internasional. Ini sedikit membawa cara pandang dan membawa pengaruh, dimulai dengan bagaimana cara membuat orang lain tertarik dengan Aceh, yaitu dengan pengaruh dari tokoh-tokoh dari Aceh. Hal ini yang terbukti berhasil mendatangkan mahasiswa asing yang didominasi mahasiswa asing dari Malaysia, Thailand dan lainnya seperti Jepang dan Somalia walau jumlahnya sedikit. Saat ini, jumlah mahasiswa asing sekitar 300 orang.
Kiat lainnya, kampus harus mengikuti berbagai ajang internasional untuk sebagai sarana mempromosikan kampus. Terlibat di berbagai kegiatan-kegiatan akademik yang besar. Lalu melakukan aktivitas promosi secara internasional dan bekerja sama dengan negara-negara tetangga. Seperti Malaysia yang saat ini mulai mempelajari profil program studi di kampus-kampus di Indonesia. Banyak mahasiswa yang misalnya ingin menyelesaikan studi S-1 dari program D-III di Indonesia dengan mengkonversi mata kuliah, sehingga lebih memudahkan.
Kiat lainnya sosialisasi dan promosi langsung menjajaki ke sekolah-sekolah ke negara-negara tetangga. Cara ini dinilai lebih efektif untuk mendatangkan dan menarik calon mahasiswa internasional untuk mau berkuliah di kampus-kampus di Indonesia, termasuk di UIN jajaran Kementerian Agama. (Humas)