Medan, (UIN Sumut)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Prof Dr Syahrin Harahap, MA menerima kunjungan kerja para pejabat Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia. Kunjungan itu membahas kolaborasi terkait moderasi beragama yang dikembangkan UIN Sumut yang diyakini sebagai misi umat Islam sedunia.
Para pejabat yang disambut yakni Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia Ahmad Isa al-Hajimy dan Kepala Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia Al-Barraq Abdullah al-Amir, pertemuan berlangsung di ruang rektor Gedung Biro Rektor UIN Sumut Jalan Willem Iskander Medan, Rabu (6/10).
Prof Syarin menyampaikan, kunjungan atase dan pejabat Arab Saudi ke UIN Sumut tersebut, karena ketertarikan terhadap visi dan misi kampus Islam negeri di Sumut tersebut yakni menegakkan moderasi beragama atau yang dikenal dengan sebutan Islam wasathiyah. Gagasan moderasi beragama dimaksud, juga diyakini sebagai misi umat Islam sedunia, mengembangkan Islam yang moderat dan penuh toleransi. Rektor juga mengenalkan soal misi integrasi keilmuan dan pemberdayaan masyarakat.
Gagasan itulah yang menghubungkan kerja sama yang selama ini terbangun agar semakin diperkuat dengan kolaborasi dan sinergi kali ini dengan penguatan nilai-nilai moderasi beragama. Rektor berharap, sebagai kampus Islam agar pelajaran bahasa Arab tidak hanya diberikan kepada mahasiswa saja. Namun pengajaran terkait bahasa Arab akan dikembangkan untuk pada dosen dan aparatur sipil negara di kampus tersebut dan juga untuk masyarakat khususnya di Sumatera Utara.
Rencana program tersebut, jelasnya, juga didukung dengan tenaga pendidik khususnya bahasa Arab di UIN Sumut yang sengaja didatangkan dari Arab Saudi. “Kita berharap, pembelajaran bahasa Arab yang dipandu dosen luar negeri, tidak hanya untuk mahasiswa saja tapi juga bagi kalangan ASN dan masyarakt,” terangnya.
Menjawab itu, jelas rektor, maka perlu disiapkan wadah dalam hal ini, Prof Syahrin menyusun untuk membangun studio mini pendidikan bekerja sama dengan Arab Saudi. Di dalam saluran itu, memberikan pengajaran dan penyiaran berbahasa Arab untuk kampus dan untuk masyarakat Sumut pada umumnya. Menurutnya, pengembangan agama Islam menjadi penting karena sebagai alat untuk mempelajari keislaman. “Kita optimis, UIN Sumut menjadi pengembang bahasa Arab di Sumut dengan kerja sama dan media yang dibantu atase pemerintah Arab Saudi,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, untuk tahap awal, pihak Atase Agama Arab Saudi akan memberikan sejumlah Alquran yang disalurkan untuk masyarakat Sumatera Utara. Prof Syahrin mengatakan, hubungan pendidikan yang telah lama terjalin antara Indonesia dan Arab Saudi menjadikan pertemuan tersebut begitu istimewa dan membahagiaan serta menjadikan hubungan tersebut layaknya saudara kandung.
Sementara Al-Barraq Abdullah al-Amir terkesan dengan sikap dan nilai tolerasi beragama yang berjalan di Indonesia yang dikemas dalam Islam wasathiyah atau moderasi beragama. Kerja sama ini, jelasnya, juga sejalan dengan hubungan baik dua negara yakni Indonesia-Arab Saudi baik dalam hal diplomasi, pendidikan dan bidang lainnya, terlebih saat ini lebih dari 1.800 mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Arab Saudi. Ia merasa senang dan bahagia atas sambutan yang diberikan pada kunjungan sekaligus silaturahmi untuk mempererat hubungan dua belah pihak.
Ke depan, berbagai rencana akan dilakukan dalam lingkup yang lebih besar seperti kunjungan-kunjungan ke pusat dan lembaga-lembaga keislaman di Sumut. Juga melanjutkan berbagai program dan bantuan yang sempat terhambat karena dampak pandemi. (Humas)