Medan (UIN SU)
Pelaksana tugas (Plt) Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan Prof Dr Abu Rokhmad, MAg bersama jajaran menggelar kunjungan kerja dan silaturahmi ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sumatera Utara terkait kolaborasi berbagai program seperti pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan zakat.
Kunjungan di kantor Baznas Sumut di Jalan Rumah Sakit Haji, Medan, Selasa (25/10). Turut mendampingi rektor, Wakil Rektor II Bidang AUPK Dr Hasnah Nasution, MA, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dr Nispul Khoiri, MAg, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama Dr Maraimbang Daulay, Kepala Biro AUPK H Khairunas, MH, Kepala Biro AAKK Dr H Dur Brutu dan disambut pimpinan Baznas Sumut.
Prof Abu Rokhmad dalam sambutan menyampaikan, kunjungan ini spontan untuk bersilaturahmi dengan pimpinan Baznas Sumut, sejauh ini UIN SU merasakan manfaat dari keberadaan lembaga amil zakat tersebut salah satunya dengan program beasiswa pendidikan. Terkai keberadaan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) UIN SU, yang mengumpulkan zakat tidak sedikit agar bisa diberikan arahan dan bimbingan dalam pengelolaan dari para sepuh di Baznas Sumut.
Prof Rokhmad menerangkan, keberadaan UIN SU sudah menjadi ikon di Medan dan milik masyarakat. Ia bertekad agar UIN SU menjadi destinasi pendidikan bukan hanya menjadi alternatif pilihan perguruan tinggi masyarakat. Bimbingan dan kolaborasi bersama baznas agar UIN SU bisa melompat lebih tinggi dan melangkah lebih jauh. “Paling tidak bisa setara dengan kampus PTKIN di Indonesia, tentu untuk itu tidak mungkin kami bangun sendiri kecuali dengan kerja sama mitra UIN SU salah satunya Baznas Sumut,” tukasnya.
Rektor mengharapkan, kolaborasi dimaksudkan untuk pengembangan program zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang lebih produktif dengan pengelolaan program pemberdayaan masyarakat. Ia mengharapkan, Baznas Sumut sebagai pendana (funding) dan UIN SU sebagai pendamping dan mengafirmasi melalui program pemberdayaan masyarakat. Sehingga diharapkan berjalan dan memberikan perubahan dari penerima (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzakki).
Rektor mengarahkan, ratusan dosen dan ribuan mahasiswa sebagai potensi besar dalam pengelolaan ZIS yang berdampak positif bagi masyarakat melalui program pemberdayaan. Sehingga masyarakat kurang mampu bisa menjadi berdaya.
Ketua Baznas Sumut Prof Mohammad Hatta bersama jajaran menyambut kedatangan pimpinan kampus Islam negeri tersebut, ia menjelaskan, saat ini penting sekali literasi dan edukasi terkait ZIS bagi masyarakat, hal ini yang bisa dikolaborasikan dengan UIN SU. Karena ternyata, pengetahuan masyarakat terkait ZIS masih minim sekali. Ia juga ingin membangun branding Baznas Sumut juga dekat dengan UIN SU.
Dalam arahannya, sesuai aturan, unit-unit pengumpul zakat di berbagai satuan harus melaporkan dan menyetorkan himpunan ZIS ke basnas. Lalu akan dikembalikan 70 persen dan 30 persen tetap di lembaga baznas. 30 persen itu akan dikembalikan lebih besar dalam berbagai program misalnya beasiswa.
Prof Hatta menerangkan, sejauh ini pendistribusian berjalan baik dan lancar, baru-baru ini 100 orang di Sumut menerima beasiswa dan di antaranya untuk mahasiswa UIN SU. Baznas juga bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi mitra di antaranya UIN SU, UMSU, Unimed dan Unusu.
Ia menjelaskan, profil dan perkembangan Baznas Sumut pada pertemuan itu. Termasuk tiga pedoman pengelolan ZIS yang dijalankan dan dianut Baznas Sumut yakni aman syar’i, aman regulasi dan aman NKRI. Aman syar’i yakni mengelola zakat, mengumpulkan dan mendistribusikan ZIS harus sesuai dan berdasarkan syariah. Aman regulasi yakni sesuai ketentuan pemerintah di antaranya dana zakat tidak boleh diendapkan. Pengelolaan zakat tidak sesuai aturan bisa disanksi bahkan dipidana termasuk bila penyaluran tidak tepat.
Pedoman terakhir yakni aman NKRI, yakni baznas sebagai lembaga pemerintah non-struktural yang diawasi secara ketat dalam operasionalnya tidak lari dan tetap dalam bingkai NKRI. Menurut Prof Hatta, pihaknya memang memerlukan mitra kerja untuk menjalankan program penyaluran ZIS yang konsumtif dan yang sifatnya pemberdayaan seperti beasiswa.
Prof Hatta juga menjelaskan berbagai program pengelolaan dan penyaluran ZIS, misalnya beasiswa Hari Santri bagi 2.500 untuk santri dan berbagai program pemberdayaan seperti bantuan UMKM, renovasi rumah dan bantuan orang sakit. Kegiatan pertemuan itu dilanjutkan dengan diskusi dengan bahasan kolaborasi pengelolaan dana ZIS. Turut hadir para wakil ketua Baznas Sumut. Pertemuan berujung dengan rencana kerja sama melalui nota kesepahaman. (Humas)