Kembangkan Pendidikan Kesehatan, UINSU-UMJ Teken MoU

Jakarta (UINSU)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan telah memiliki Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) sejak beberapa tahun lalu dan telah menghasilkan ratusan lulusan berbagai angkatan, pengembangan pendidikan pada bidang kesehatan juga komitmen universitas Islam ini untuk meningkatkan aktualisasi dan kebermanfaatan bagi masyarakat khususnya di Sumatera Utara.

Demikian jelas Rektor UINSU Prof Dr Nurhayati, MAg dalam sambutannya pada acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Tangerang Selatan, Rabu (26/6). Turut mendampingi rektor, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Prof Dr Muzakkir, MAg, Kepala Biro AAKK Drs Ibnu Sa’dan, MPd, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Prof Dr Mesiono, Para Wakil Dekan FKM, beserta tim lainnya.

Prof Nurhayati dalam sambutannya menyampaikan tentang profil kampus UINSU yang dahulu berdiri pada 1973 sebagai IAIN Sumatera Utara. Kemudian menjelma menjadi UINSU Medan pada 2014 di masa kepemimpinan rektor almarhum Prof Nur Ahmad Fadhil Lubis. Ia memaparkan perkembangan UINSU yang kini memiliki delapan fakultas, program pascasarjana, sekitar 30 ribu mahasiswa, lima lokasi kampus dan berbagai perkembangan positif lainnya.

Merebak ke dunia pendidikan kesehatan, UINSU sejak beberapa tahun lalu mendirikan FKM untuk memenuhi permintaan dan keinginan masyarakat akan hadirnya fakultas kesehatan di kampus Islam negeri terbesar di Sumut ini. Dengan program studi kesehatan masyarakat dan prodi ilmu gizi yang izinnya baru berjalan selama dua tahun ini. Sehubungan dengan kerja sama dibangun ini, UMJ memiliki prodi ilmu gizi dengan akreditasi baik sekali, maka diharap kerja sama dibangun, prodi ilmu gizi di FKM UINSU bisa berkolaborasi, benchmarking dan bersinergi untuk meningkatkan kualtias layanan pendidikan kesehatan dan meningkatkan akreditasinya. Selain itu, kerja sama ini untuk mendukung rencana pendirian fakultas kedokteran di UINSU Medan.

Prof Nurhayati juga menyampaikan, saat ini UINSU tengah berupaya untuk meriah akreditasi unggul tingkat institusi atau AIPT unggul pada Juli 2024 ini dan proses pengajuan borang akreditasi tengah berlangsung. Maka dalam rangka pencapaian itu, kerja sama yang dijalin dengan berbagai lembaga baik pendidikan tinggi, lembaga pemerintah dan luar negeri dapat memenuhi dan meningkatkan indikator penilaian dalam upaya pencapaian akreditasi.

Rektor UINSU juga menjabarkan sekilas tentang kiblat keilmuan yang diterapkan di UINSU, yakni dikenal dengan gagasan integrasi keilmuan atau wahdatul ‘ulum. Yang menjelaskan dengan kolaborasi pembelajaran dan tidak memisahkan antara pembelajaran bermuatan keagamaan dengan pembelajaran dengan muatan umum. Wahdatul ‘ulum sejak beberapa tahun ini menjadi perspektif khusus dan diterapkan dan dijalankan dalam setiap pembelajaran dan kebijakan akademik dijalankan mahasiswa dan dosen.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan dokumen kesepahaman antara Rektor UINSU Prof Nurhayati dengan Rektor UMJ Dr Ma’mun Murod, MSi, kemudian diteruskan dengan penandatangan nota kerja sama (MoA) antara UMJ dengan FKM UINSU. Rektor UMJ dalam sambutannya memperkenalkan jajaran pimpinan kampus yang ia pimpin, sembari menyampaikan, siap bekerja sama dan berkolaborasi demi kemajuan dua lembaga pendidikan tinggi ini. Yakni dalam pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi.

Ia juga mendoakan dan turut mendukung agar UINSU Medan tahun ini dapat meraih akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT) unggul. Senada, ia juga sepakat bahwa akreditasi unggul saat ini merupakan hal yang penting untuk menjelaskan kualitas pelayanan pendidikan dan mutu akademik di suatu kampus. Ia menilai, kampus-kampus khususnya bagi kampus swasta yang berhasil mencapai akreditasi unggul adalah menandakan pencapaian prestasi yang luar biasa. Hal itu sebagai milestone pencapaian sebagai perguruan tinggi yang semakin diakui masyarakat.

Ia juga menyampaikan berbagai tips dan strategi serta tahapan dan kebijakan yang dilakukan UMJ dalam upaya untuk meraih akreditasi unggul. Termasuk di antaranya upaya untuk menaikkan ghirah atau motivasi serta semangat bagi para dosen untuk meningkatkan kualitas dan jumlah publikasi karya tulis ilmiah di jurnal-jurnal bereputasi internasional. Karya dosen yang berhasil dipublikasi, akan diganjar dengan penghargaan (reward) yang anggarannya disediakan pihak kampus. Bahkan, karya dosen atau guru besar yang diterbitkan di media mainstream seperti media cetak populer juga diberi penghargaan sebesar Rp450 ribu-Rp750 ribu. Bahkan, mahasiswa berhasil menerbitkan karya tulis di media massa juga diganjar reward Rp250 ribu.

Sementara Dekan FKM UINSU Prof Mesiono menyampaikan, saat ini pihaknya terus meningkatkan layanan pendidikan kesehatan di UINSU. Yakni tengah mengajukan pembukaan program studi baru yakni S-1 keperawatan dan S-1 farmasi yang saat ini prosesnya tengah diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Pendidikan (Kemendikbudristek) dan sedang dimoratorium melalui asosiasi terkait.

Saat ini, FKM memiliki sekitar puluhan dosen pendidikan kesehatan dan dosen keagamaan terintegritasi serta memiliki sekitar 3.000 mahasiswa di prodi-prodi di FKM UINSU. Ia mengharapkan MoA ini bisa ditindaklanjuti dengan berbagai program, seperti pertukaran mahasiswa, dosen, penelitian bersama dan sebagainya dengan kolaborasi dengan UMJ yang memiliki prodi-prodi kesehatan seperti ilmu gizi terakreditasi unggul. Diharap pencapaian itu bisa dipelajari dan diterapkan di Medan.

Pertemuan hangat itu dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab bersama para pejabat terkait di UMJ terkait pencapaian unggul dan tips, strategi serta hal-hal yang perlu disiapkan dan diadakan dalam peningkatan kualitas layanan dan penerapan Tri Dharma perguruan tinggi, termasuk publikasi ilmuah di Scopus, program pengabdian masyarakat, penelitian bersama dan lain sebagainya. Turut hadir Wakil Rektor IV UMJ Dr Sept Chandra, SH, MH, Dekan FKM UMJ Dr Ernyasih, SKM, MKM, Wakil Rektor II Dr Ir Mutmainah, MM, beserta pejabat UMJ lainnya. (Humas)