Palembang, (UIN SU)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan Prof Dr Nurhayati, MAg optimis kerja sama internasional kali ini dengan Zarqa University of Jordania, mampu mendukung dan mendorong upaya pencapaian akreditasi unggul tingkat institusi dan sejalan dengan peningkatan kualitas akademik di UIN SU Medan.
Demikian disampaikan Prof Nurhayati di sela acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Zarqa University of Jordania dengan 54 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) di Indonesia yang digagas UIN Raden Fattah Palembang digelar di Perpustakaan UIN Raden Fattah Palembang, Selasa (23/1).
Prof Nurhayati menyampaikan, peluang ini tentu dimanfaatkan demi kemajuan kampus sekaligus upaya untuk memenuhi indikator akreditasi unggul tingkat institusi dari aspek kerja sama internasional yang memiliki porsi cukup besar. Ia senang akan MoU ini agar nantinya bisa diteruskan dalam memorandum of agreement (MoA) sehingga bisa diwujudkan dalam program yang lebih teknis dan taktis. Di antaranya seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, visit guru besar, joint research, public service dan lain sebagainya.
Prof Nurhayati juga menyampaikan, selain MoU dengan Zarqa University of Jordania momen ini juga dimanfaatkan untuk menjalin kerja sama dalam MoU khusus dengan UIN Raden Fattah Palembang. Senada, MoU nanti diharapkan diteruskan dalam berbagai program yang mendukung kualitas akademik. Turut mendampingi rektor yakni Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Prof Dr Muzakkir, Kepala Biro AAKK Drs Ibnu Sa’dan, MPd dan humas.
Sebelumnya, Rektor UIN Raden Fattah Palembang Prof Drs Nyayu Khodijah, SAg, MSi menyampaikan, apresiasi kepada Forum Rektor PTKIN yang memfasilitasi agenda ini. Di awal sambutannya, ia memperkenalkan seluruh rektor yang ikut dalam MoU ini kepada pimpinan Zarqa University.
Prof Nyayu menceritakan, sebenarnya, kunjungan Zarqa University merupakan kunjungan balasan setelah pimpinan UIN Palembang berkunjung ke Jordania beberapa waktu lalu. Kesempatan ini lalu diteruskan menjadi peluang bernas, tidak hanya bagi UIN Palembang tapi juga bagi 53 PTKIN lainnya. “Awalnya hanya lima kampus, tapi itu terlalu sedikit. Hingga akhirnya ada 54 kampus yang bergabung dalam MoU yang terbanyak dilakukan dalam satu waktu,” ujarnya.
“UIN Raden Fattah Palembang, meskipun dalam proses menjadi besar, namun tidak ingin besar sendiri pada prinsipnya. Tapi bagaimana kita bisa menjadi besar bersama. Ditambah, akreditasi institusi salah satu didukung terkait kerja sama internasional. Mudah-mudahan kita semua yang ikut agenda ini, yang difasilitasi forum rektor bisa menjadi langkah dan upaya untuk memajukan lembaga pendidikan masing-masing yang kita pimpin,” tukasnya.
Pada forum tersebut, Prof Nyayu memperkenalkan profil kampus yang ia pimpin. Mulai dari jumlah mahasiswa lebih dari 22 ribu, dosen dan tendik lebih dari seribu dan sudah lebih dari 50 persen prodi terakreditasi unggul. Dari 77 PTKN, kini menempati posisi kesembilan sebagai kampus unggul. “Pada prinsipnya, kita ingin maju bersama. Tidak ada istilah superman, tapi yang ada superteam. Mudah-mudahan dengan MoU ini bisa memajukan lembaga pendidikan kita,” tandasnya, sembari menyampaikan pentingnya digitalisasi kampus di semua lini seperti pendaftaran, e-learning dan lainnya.
CEO of Zarqa University, Dr Mahmoud Abu Sheirah dalam sambutannya menyampaikan tentang profil kampus yang is pimpin, berkaitan dengan pendidikan tinggi Islam kenamaan di Jordania. Kini kampus Zarqa memiliki lebih dari 41 ribu mahasiswa. Selain menyediakan prodi-prodi agama seperti syariah dan tarbiyah, kampus ini juga memiliki sejumlah program lain, seperti farmasi, ekonomi Islam, engineering, teknologi, arsitektur dan lainnya. Pada 2022 karya ilmiah Zarqa menembus Scopus sebanyak 309. Sementara pada 2023 angka tersebut naik dua kali lipat hingga sekitar 600 karya ilmiah tembus Scopus.
Ia menyampaikan rasa senang, kali ini bisa menjalin kerja sama dengan kampus-kampus Islam negeri di Indonesia. Bahkan dengan jumlah yang banyak dalam satu waktu yakni dengan 54 universitas Islam. Dengan ini bisa menambah mitra lembaga tidak hanya dengan kampus-kampus Eropa dan Amerika, namun kini dengan kampus di Asia, khususnya Indonesia. Ia berharap bisa bersama mengembangkan pendidikan, penelitian dan community service baik lingkup lokal dan internasional. (Humas)